Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Dagang

Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Dagang

Perusahaan Dagang adalah yang melakukan aktivitas pembelian dan penjualan barang dengan harga di atas harga pokok agar bisa mendapatkan keuntungan bisa dikatakan perusahaan  dagang ini sama halnya dengan bisnis atau perusahaan.

Lantas bagaimana cara menghitung modal akhir perusahaan dagang? Bagi kamu yang ingin mengetahui bagaimana rumus modal akhir, fungsi, cara hitung dan menerapkannya dalam perusahaan dagang kamu bisa simak artikel ini sampai selesai.

Apa itu Modal Akhir Perusahaan Dagang?

Sebelum membahas mengenai cara menggitung modal akhir perusahaan dagang ini kamu tentunya harus pahami terlebih dahulu apa itu modal akhir perusahaan dagang.

Jangan sampai kamu kira modal akhir ini adalah modal pamungkas perusahaan dagang untuk menjalankan perusahaan. Bukan ya! sebenarnya modal akhir ini memang mengacu pada modal benar-benar terakhir.

Tetapi untuk satu periode keuangan saja. dengan kata lain, modal ini akan dihitung di setiap akhir periode keuangan agar bisa digunakan untuk menjalankan operasional bisnis pada periode keuangan berikutnya.

Jadi, modal akhir ini adalah salah satu jenis modal yang diperlukan agar bisnis dapat dijalankan di periode berikutnya. Dan besarnya dapat dihitung setelah berapa besar laba yang telah di peroleh pada periode sebelumnya.

Dimana penghitungan modal ini dilakukan di akhir periode terlebih dahulu posisi laba dan rugi sebelum menetapkan besarnya modal yang bisa digunakan di periode berikutnya.

Contoh Bentuk Modal Akhir

Di setiap periode keuangan, setiap pelaku usaha tentu akan mengukur performa bisnisnya selama periode tersebut berlangsung kan? Dan dari penghitungan ini nanti akan muncul informasi apakah bisnis memperoleh keuntungan atau bahkan mengalami kerugian.

Dan bila perusahaan dagang memiliki keuntungan yang tidak dibagikan inilah yang dapat menjadi contoh modal akhir perusahaan dagang. Karena pada umumnya sisa tersebut difungsikan sebagai modal operasional untuk periode keuangan berikutnya.

Dan biasanya besarannya pengeluaran terjadi selama periode tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan besarnya modal akhir apabila keuntungan yang diperoleh yang terjadi. Jadi itulah contoh bentuk dari modal akhir perusahaan dagang.

Lantas apabila keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan pengeluaran yang terjadi, wah, siap-siap saja kamu harus berhemat untuk periode selanjutnya.

Karena kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan dagang ini tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan operasional bisnis dengan cara yang sama seperti periode sebelumnya.

Rumus Modal Akhir Perusahaan Dagang

Nah, sebelum ke cara menghitung modal akhir perusahaan dagang kita perlu simak dulu mengenai rumus perusahaan dagang yang perlu kamu ketahui.

Nah, bagi kamu yang tertarik dengan mengaplikasikan rumus modal akhir ini dan bingung bagaimana rumusnya kamu bisa simak rumus modal akhir di bawah ini. dan kamu tidak perlu khawatir jika rumus ini sulit.

Karena rumus modal akhir perusahaan dagang ini memiliki rumus yangs ederhana dan mudah untuk dipelajari berikut rumusnya perhatikan ya!

Rumus:

  • Modal Akhir = modal awal-rugi+ Prive
  • Modal Akhir = modal awal + Rugi- Prive
  • Modal Akhir = modal awal –  laba + Prive
  • Modal Akhir – modal awal + laba + Prive
  • Modal Akhir = modal awal + laba bersih – Prive

Inilah bebapa rumus modal akhir yang bisa kamu gunakan. Dan rumus tersebut tergantung dari posisi laba rugi perusahaan dan inilah yang mendasari mengapa penghitungan modal umumnya baru dilakukan setelah perusahaan menyususn laporan laga rugi.

Karena dari hasil itulah pelaku usaha daat menentukan rumus mana yang paling tepat untuk digunakan sehingga diperoleh rumus modal akhir tersebut.

Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Dagang

Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Dagang

Nah, setelah memahami rumusnya kamu coba mulai bisa melakukan cara menghitung modal akhir perusahaan dagang dengan mudah. bagi kamu kamu seorang pengusaha dagang barang tentunya kita perlu berpikir strategis dalam pengelolaan operasional bisnis yang ditekuni.

Secara maksimal memanfaatkan rumus modal akhir untuk mengetahi “Sisa Dana: yang bisa digunakan di periode berikutnya akan sangat membantu banget.

Dengan mengetahui modal yang tersisa misalnya saja kita bisa menahan diri agar tidak terlalu cepat mengambil keputusan bisnis dengan tingkat resiko tinggi, terlebih ketika modal yang didapatkan pas-pasan untuk menutupi biaya operasional.

Dan sebaliknya jika diketahui modal akhir tergolong besar kita harus bisa merancang strategi-strategi pemasaran atau penjualan baru yang dapat mendorong performa bisnis.

Dan jika masih ragu dalam mengelola operasional bisnis manfaatkan aplikasi majoo dengan beragam fitur unggulannya yang dapat diandalkan untuk mempermudah manajemen bisnis performa bisnis pun bisa dioptimalkan.

Berikut contoh cara menghitung modal akhir perusahaan dagang:

Contohnya ada sebuah perusahan dagang Potocopy yang baru beroperasi yang telah mengeluarkan modal dengan rincian sebagai berikut:

Total Modal Investasi – Rp.31.000.000,-

Total modal kerja = Rp.370.000,-

Total modal operasional Rp.2.400.000,-

Dalam satu bulan usaha potocopy tersebut mendapatkan keuntugan sebesar Rp.2.000.000,- dan pemilik usaha mengambil dana sebesar Rp.1.500.000,- begini cara hitungnya.

Modal awal = modal investasi + modal kerja + modal operasional =

= Rp.31.000.000,- + Rp.370.000,- + 2.400.000,- = 33.770.000,-

Rumus modal akhir = modal awal+ untung- Prive =

Rp.33.770.000,-+ Rp.2.000.000 – Rp.1.500.000,- = Rp.34.270.000,-

Jadi dapat di simpulkan bahwa perusahaan dagang potocopy tersebut memiliki modal awal sebesar Rp.33.770.000,- dan modal akhir yang diperoleh dalam periode 1 bulan adalah Rp.34.270.000,-

Contoh Soal Modal Akhir Perusahaan

Bagi kamu yang masih bingung cara menghitung rumus modal akhir perusahaan dagang kamu bisa simak beberapa contoh di bawah ini.

1. Contoh 1

Riko mendirikan perusahan laundry “bersih” dengan modal awal Rp.45.000.000,- dan selama emapat bulan bisnis berjalan Riko mendapatkan pendapatan sebesar Rp.15.000.000,-

Di sisi lain, Riko masih harus membayar beban tagihan listrik Rp.2.000.000,- gaji karyawan  Rp.3.500.000,- dan sewa tempat Rp.5.000.000,-.

Kemudian Riko juga sempat menarik uang perusahaan untuk kepperluan pribadi dengan total Rp.2.000.000,-. Dengan ilustrasi tersebut berapa modal akhir perusahaan Riko?

Begini penghitungannya;

Modal Awal: Rp.45.000.000,-

Pendapatan Rp.15.000.000,-

Prive Rp.2.000.000,-

Semua beban Rp.10.500.000,-

Rumus Modal Akhir= Modal Awal+ Pendapatan-semua beban-Prive=

Jadi, = Rp.45.000.000,- + Rp.15.000.000 – Rp.10.500.000 – Rp.2.000.000,- = Rp.47.500.000,- ini modal akhirnya.

2. Contoh 2

Santi membuka bisnis fotokopi dengan investasi mesin Rp.45 juta membeli bahan baku Rp.500 ribu dan operasional bulanan Rp.4.500.000,- bulan pertama ia mendapatkan laba bersih Rp.2.500.000,- dan ia mengambil uang bisnis sebesar Rp.1000.000,- begini penghitungannya.

Rumus Modal Akhir = modal investasi + Modal kerja + modal operasional

Rp.35.000.000,- + (2.500.000 -1.000.000) =Rp.36.500.000,- merupakan modal akhirnya.

Akhir Kata

Demikian penjelasan mengenai cara menghitung modal akhir perusahaan dagang semoga apa yang di sampaikan dapat dipahami dan bermanfaat bagi kamu yang sedang mencari informasi ini.

FAQ| Pertanyaan Seputar Cara Menghitung Modal Akhir Perusahaan Dagang

Bagaimana cara menghitung modal awal?

yaitu = modal akhir – (keuntungan/ laba+ Prive)

Apa saja yang termasuk modal awal?

Terdapat tiga sumber yaitu modal milik pribadi, modal pinjam bank, dan modal hibah dari pihak ketiga.

Senior content writer bisnis dan teknologi yang sudah aktif sejak 2015. Terima kasih sudah membaca salah satu tulisan saya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Menarik: