Rumus laba bersih sebelum pajak menjadi tolak ukur profit atau keuntungan perusahaan yang diperoleh sebelum pembayaran pajak. Data keuangan seperti laba bersih sebelum pajak tersebut penting untuk diperhatikan dalam analisa usaha atau bisnis.
Ada banyak data penting yang sebaiknya diperhatikan dengan baik untuk mengetahui profitabilitas perusahaan dari laporan keuangannya. Laba bersih sebelum pajak bisa jadi data yang penting untuk memahami keuangan perusahaan lebih jauh.
Laba diartikan sebagai perhitungan semua keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dari melalui operasionalnya. Laba sebelum pajak atau dikenal dengan istilah Profit Before Tax muncul karena adanya perubahan beban pajak yang sering terjadi.
Nilai PBT atau laba bersih sebelum pajak ini akan muncul di laporan keuangan di mana mencakup semua pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Letak dari nilai laba bersih sebelum pajak ini biasanya ada pada item ketiga hingga terakhir di laporan laba rugi.
Rumus perhitungannya sederhana di mana Anda hanya perlu mengurangi pendapatan dengan semua beban yang ada. Nilai laba atau rugi sebelum pajak bisa diketahui jika semua beban biaya sudah Anda rinci secara jelas.
Sebelum menggunakan rumus laba bersih sebelum pajak, Anda perlu memperhatikan beberapa langkah dan cara menghitungnya. Ada beberapa langkah dan cara menghitung yang perlu diperhatikan secara tepat, seperti penjelasan di bawah ini.
Cara pertama yang harus dilakukan untuk bisa menghitung laba bersih sebelum pajak yakni dengan mengumpulkan semua data pendapatan. Anda harus bisa mengumpulkan semua pendapatan untuk dijumlah sebagai total pemasukan yang di dapatkan perusahaan dalam periode waktu tertentu.
Selain pendapatan, Anda juga harus mendata semua bentuk pengeluaran perusahaan secara lengkap. Kebutuhan data tersebut penting agar Anda bisa mengetahui jumlah total biaya yang dikeluarkan selama periode waktu tertentu.
Jika dua data yang Anda butuhkan di atas sudah diketahui maka dapat dengan mudah menentukan nilai laba maupun ruginya. Anda bisa menentukan nilai laba dan rugi tersebut secara mudah lewat pengurangan pendapatan oleh pengeluaran atau biaya.
Nilai positif menunjukkan bahwa perusahaan mengalami laba sebelum pajak sedangkan nilai negatif menunjukkan perusahaan rugi sebelum pajak. Nilai PBT tersebut menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang berjalan dalam periode waktu tertentu.
Agar Anda lebih mudah memahami perhitungan laba dan rugi sebelum pajak, perhatikan beberapa contoh penjelasan di bawah ini. Berikut ilustrasi perhitungan laba bersih sebelum pajak yang dapat Anda pahami dengan mudah.
Jika sebuah perusahaan memperoleh pendapatan dari penjualan produk sebesar Rp. 2.000.000.000 dengan total biaya sebesar Rp. 1.500.000.000, berapa perhitungan laba bersih sebelum pajak. Total laba bersih sebelum pajak yakni Rp. 500.000.000 hasil pengurangan pendapatan dengan pengeluaran.
Dari nilai laba bersih atau Profit Before Tax tersebut, Anda bisa mengetahui pendapatan bersih dengan menguranginya sesuai jumlah pajak yang dibayarkan. Perhitungan tersebut biasanya ditampilkan dalam laporan laba rugi degan bentuk tabel.
Rumus laba bersih sebelum pajak akan menghasilkan nilai laba yang belum terpotong oleh pajak. Adanya informasi tersebut dapat memberikan gambaran yang positif bagi perusahaan dengan beberapa fungsi atau signifikansinya, seperti:
Beberapa fungsi PBT tersebut menjadi satu komponen yang menarik untuk bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam membaca laporan keuangan. Anda harus memahami laba bersih sebelum pajak dengan baik beserta manfaatnya.
Selain PBT atau laba bersih sebelum pajak, juga ada indikator EBIT atau laba sebelum bunga dan pajak yang harus diperhatikan para pengusaha dalam menilai kinerja perusahaan. Keduanya memang menunjukkan profitabilitas namun punya fungsi yang berbeda.
Perbedaan dari kedua indikator tersebut yakni adanya perhitungan komponen lain di EBIT yang mencantumkan bunga. Nilai PBT tidak memperhitungkan bunga yang menjadi beban perusahaan melainkan hanya pajak saja.
EBIT punya nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan PBT sehingga angkanya pasti berbeda meskipun secara sumber data sama. Contoh perhitungan EBIT tersebut dapat Anda perhatikan melalui penjelasan di bawah ini.
Perusahaan mendapatkan pendapatan dari penjualan sebesar Rp. 2.500.000.000 di mana nilai beban pokoknya sebesar 1.200.000.000 dan bunga operasionalnya sebesar Rp. 300.000.000. Nilai laba sebelum bunga dan pajak yakni Rp. 2.500.000.000 – (1.200.000.000 + 400.000.000) yakni Rp. 1.000.000.000.
PBT atau rumus laba bersih sebelum pajak dan juga EBIT yang dijelaskan di atas merupakan bagian dari banyak indikator keuangan yang harus diperhatikan para pengusaha. PBT dan EBIT ini dapat menjadi indikator investasi yang perlu dipertimbangkan dengan baik.
Adanya pemahaman terhadap setiap indikator keuangan tentu dapat membantu Anda sebagai pengusaha dalam menilai kualitas usaha yang dimiliki. Beberapa hal penting dari pemahaman terhadap indikator keuangan tersebut, seperti:
Iya, perbedaan penggunaan rumus tersebut hanya pada jenis pendapatan yang diperoleh maupun rincian biaya yang tentunya berbeda untuk setiap perusahaan tergantung dari jenis usahanya.
Anda bisa membandingkan kinerja perusahaan dengan unit usaha lain secara adil terutama untuk jenis usaha yang berbeda terkait dengan perlakuan perpajakannya dari pemangku pajak negara.
Web developer dan content writer yang suka menulis seputar dunia bisnis. Aktif menulis sejak 2005 di berbagai media lokal dan nasional.